Sabtu, 30 Mei 2009

Opak Gambir


Opak gambir ini dibuat dari tepung terigu, gula dan wijen. Setelah dicetak hasilnya adalah seperti dalam gambar. Rasanya renyah, manis dan pingin nambah terus.......
Harga kemasan ini Rp. 10.000,-Belum termasuk ongkos kirim (TIKI, JNE, Elteha) Bisa pesan lewat facebook atau sms saja juga bisa. Selamat mencoba!

Bisa pesan disini......Eka NS - Blitar

Madu Mongso

Madu mongso "istimewa"adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan yang dibuat tape ditambah nanas, santan kelapa dan gula pasir. Pembuatannya diaduk terus - menerus sampai matang dengan api sedang. Rasanya manis dan legit. Cocok untuk acara hajatan, lebaran atau buat oleh - oleh. Kita menggunakan merk istimewa karena rasanya yang khas dan beda dengan yang lain. Produk ini dibuat di Ds. Mronjo, Selopuro, Blitar
1 kg Rp. 25.000 belum termasuk ongkos kirim.


Bisa pesan disini..............Eka NS-Blitar

Kamis, 28 Mei 2009

Kripik Uceng


Selain peyek uceng, maka ikan air tawar ini juga bisa dibuat makanan dengan nama Kripik Uceng. Perbedaannya dengan peyek uceng adalah pada penambahan tepung. Jika peyek uceng menggunakan banyak tepung untuk menggoreng maka Kripik uceng hany sedikit memakai campuran tepung, sehingga ikan ucengnya lebih mendominasi. Rasanya renyah dan gurih. MAu mencoba? Bisa memesan kepada kami, atau yang pingin menjadi agen di luar kota....kesempatan masih terbuka lebar.

Bisa pesan disini............Eka NS-Blitar
Catatan : 250 gr - Rp. 10.000,-

Peyek Uceng



Peyek uceng ini adalah makanan khas dari Kabupaten Blitar.
Uceng (spesies Nemacheilus) adalah ikan air tawar, biasanya hidup di sungai yang airnya jernih dan mengalir deras. Ikan ini bentuknya bentuknya bulat dan memanjang kira2 sebesar jari kelingking, tidak bersisik dan terdapat garis-garis vertikal hitam di badannya. Ikan ini merupakan ikan air tawar yang belum tersentuh pencemaran.
Cara mendapatkannya langsung dijaring di sungai, atau menggunakan perangkap semacam "wuwu" yang ukurannya kecil. Wuwu kecil itu di bagian tutup depan dikasih umpan nasi yang dilumatkan dan dicampur bawang putih. Sore dipasang dengan cara dibenamkan ke dalam air sungai, pagi harinya diambil, uceng sudah masuk perangkap. Pernah juga ada upaya budidaya Uceng, agar tidak merusak ekosistem sungai. Namun upaya itu gagal sehingga mengandalkan bahan baku yang di dapat langsung di alam seperti di kali Lekso yang merupakan jalur aliran lahar Gunung Kelud, bisa anda bayangkan sungai ini penuh dengan batuan material gunung kelud dan airnya sangat bening dan deras ditambah hawa pengunungan yang sejuk menjadikan airnya dingin dan segar.

Mengamati uceng di alam, sungguhlah menarik. Karena selain dia menyukai perairan jernih, si kecil ini sangat piawai dalam melakukan salto, dan umumnya mereka melakukan semacam kontes ketangkasan melawan arus, kala menemukan jeram-jeram kecil. Uceng di Indoensia bisa dikatakan teri-nya air tawar. Namun di Thailand, spesies ikan ini juga menjadi salahs atu komoditas perdagangan ikan hias.
Di beberapa daerah di Indonesia, ikan ini dieksploitasi untuk dijadikan bahan pembuatan makanan. Blitar menjadi salah satunya. Kalau anda pernah mendengar peyek uceng, ataupun pecel tumpang uceng, itulah menu yang menjadi hasil akhir pengolahan uceng tersebut.
Bisa pesan disini ............Eka NS-Blitar
Catatan : 250 gr - Rp. 20.000,-